Sabtu, 15 Juli 2017

Sistem Pertahanan Tubuh

SISTEM PERTAHANAN TUBUH


A.      Sistem Limfatik
Sistem limfatik terdiri atas dua bagian penting, yaitu pembuluh limfa serta berbagai macam jaringan dan organ limfoid diseluruh tubuh. Pembuluh limfa berfungsi untuk mengangkut cairan kembali ke peredaran darah. Organ limfoid berfungsi sebagai tempat hidup sel fagositik dan limfosit yang berperan penting untuk melawan penyakit (Pratiwi, 2012).
Limfa dalah cairan yang berada di dalam pembuluh limfa. Limfa berasal dari plasma darah yang merembes keluar dari pembuluh kapiler di sistem peredaran darah. Cairan yang keluar tersebut menjadi cairan intersisial yang mengisi ruang antar sel di jaringan. Setelah beredar ke seluruh tubuh, cairan tersebut terkumpul dan kembali ke sistem peredaran darah melalui sistem limfa (Pratiwi, 2012).
Fungsi sistem limfa adalah sebagai berikut:
1.      Mengambil kelebihan cairan dari jaringan dan mengembalikannya ke darah.
2.      Mengabsorpsi lemak dan lakteal di usus halus kemudian mengangkutnya ke darah.
3.      Membantu pertahanan tubuh melawan penyakit.

1.    Pembuluh Limfa
Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran limfa. Peredaran limfa adalah peredaran terbuka. Limfa dari jaringan tubuh akan masuk ke kapiler limfa. Kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang lain membentuk pembulum limfa. Pembuluh limfa akan terkumpul di pembuluh limfa dada. Limfa akhirnya akan kembali ke sistem peredaran darah. Aliran limfa dalam pembuluh limfa dipengaruhi oleh otot rangka. Disepanjang pembuluh limfa terdapat bukunlimfa (nodus limfa) yang berbentuk bulatan kecil.
Semua cairan limfa yang berasal dari daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan lengan kanan terkumpul dalam pembuluh-pembuluh limfa dan bersatu menjadi pembuluh limfa kanan (duktus limfatikus dekster). Pembuluh limfa ini bermuara di pembuluh balik (vena) dibawah tulang selangka kanan. Cairan limfa yang berasal dari bagian selain yang bermuara di pembuluh limfa kanan akan bermuara pada pembuluh limfa dada (duktus toraksikus) yang bermuara ditulang selangka kiri (Sudjiono, 2009).

2.    Organ-Organ Limfoid
Organ-organ limfoid mencakup sumsum merah., nodus limfa, limpa, timus, dan tonsil. Timus berfungsi untuk menghasilkan limfosit T. Organ limfoid lainnya berperan untuk mengumpulkan dan menghancurkan mikroorganisme penginfeksi di dalam jaringan limfoid (Pratiwi, 2012).
a.      Sumsum merah
Sumsum merah mencakup jaringan yang menghasilkan limfosit. Saat dilepaskan dari sumsum merah, sel-sel limfosit masih identik. Perkembangan selanjutnya apakah sel-sel tersebut akan menjadi sel B atau sel T tergantung pada tempat pematangannya. Sel B mengalami pematangan di sumsum merah, sedangkan sel T mengalami pematangan di timus. Kedua jenis limfosit tersebut bersirkulasi diseluruh tubuh dan limfa, kemudian terkonsentrasi dalam limfa, nodus limfa, dan jaringan limfatik (Pratiwi, 2012).
b.      Nodus Limfa
Nodus limfa diselubungi jaringan ikat longgar yang membagi nodus menjadi nodulus-nodulus. Tiap nodulus mengandung ruang-ruang (sinus) yang berisis limfosit dan makrofag. Saat cairan limfa melewati sinus maka makrofag akan memakan bakteri dan mikroorganisme lain yang terbawa. Jadi, fungsi nodus limfa adalah menyaring mikroorganisme yang ada dalam limfa. Nodus limfa dapat bersifat tunggan maupun berkelompok (Pratiwi, 2012).
c.       Limpa
Limpa dalah organ limfoid terbesar. Limpa mempunyai dua fungsi utama, yaitu membuang antigen yang etrdapat dalam darah serta menghancurkan sel darah merah yang sudah tua (Pratiwi, 2012).
d.      Timus
Timus adalah tempat limfosit berkembang menjadi sel T. Timus mensekresikan hormaon timopoietin yang meyebabkan kekekbalan pada sel T. Timus berbeda dengan organ limfoid lainnya karena hanya berfungsi untuk tempat pematangan limfosit. Selain itu, timus adalah satu-satunya organ limfoid yang tidak memerangi antigen secara langsung (Pratiwi, 2012).
e.       Tonsil
Tonsil adalah organ limfoid yang paling sederhana. Tosil berfungsi untuk melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring. Tonsil pada manusia mencakup adenoid, tonsil saluran, palatin, dan lidah (Pratiwi, 2012).

B.       Sistem Kekebalan (Imunitas)
Dalam kondisi normal, apabila ada mikroorganisme seperti bakteri atau virus masuk ke tubuh, tubuh akan menolak dan menghancurkannya. Tubuh memiliki sistem kekebalan berlapis untuk menghadapi benda asing dari luar yang dapat menyebabkan penyakit. Untuk dapat masuk ke dalam jaringan tubuh, benda asing harus melewati beberapa penghalang, antara lain kulit, membran mukosa, protein antimikroba, sel fagosit, dan limfosit. Sistem kekebalan terdiri atas kekebalan bawaan dan kekebalan adaptif (Budiati, 2009).
1.      Kekebalan bawaan
Kekebalan bawaan merupakan bagian dari tubuh kita. Penghalang yang melindungi tubuh sel, sel, dan senyawa kimia dan berfungsi sebagai pertahanan pertama ini telah ada sejak kita dilahirkan (Pratiwi, 2012).
a.      Perlindungan permukaan
Kulit dan membran mukosa merupakan lapis pertama pertahanan tubuh. Selama kulit tidak rusak, epitelium yang berlapis keratin ini sulit ditembus oleh mikroba. Keratin yang melapisi epitelium kulit juga tahan terhadap asam dan basa lemah serta racun dan enzim bakteri. Apabila mikroba dapat menembus kulit, membran mukosa yang menghasilkan lendir akan menjerat mikroba tersebut. Perlindung yang dihasilkan oleh kulit dan membran mukosa adalah sebagai berikut:
1)      Hasil sekresi kulit cenderung bersifat asam (pH 3-5), sehingga menghambat pertumbuhan bakteri. Minyak (sebum) pada kulit mengandung zat kimia yang beracun bagi bakteri.
2)      Mukosa lambung mengandung larutan HCl dan enzim pencerna protein. Kedua zat tersebut dapat membunuh mikroorganisme.
3)      Ludah dan air mata mengandung lisozim, yaitu enzim penghancur bakteri.
4)      Lendir yang lengket akan memerangkap mikroorganisme yang masuk ke saluran pencernaan dan saluran pernapasan.
b.      Kekebalan tubuh
Jika mikroba berhasil melewati penghalang permukaan tubuh, masih ada penghalang berikutnya yang bersiap melawannya. Penghalang yang dimaksud adalah perlindungan dalam tubuh yang bersifat nonspesifik. Nonspesifik artinya penghalang tersebut melawan semua patogen tanpa membeda-bedakan. Perlindungan nonspesifik ini mencakup antara lain fagosit, sel natural killer (sel NK), dan protein antimikroba (Sudjiono, 2009).
1)      Fagosit
Sel yang termasuk dalam fagosit (sel pemakan) misalnya makrofag, neutrofil dan eosinofil. Makrofag berasal dari monosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih. Neutrofil dan eosinofil juga merupakan bagian dari sel darah putih. Monosit, neutrofil, dan eosinofil yang dihasilkan di sumsum merah bersifat fagositik dan masuk ke dalam jaringan yang terinfeksi. Eosinofil merupakan fagosit yang lemah tetapi berperan penting dalam pertahanan tubuh melawan cacing parasit (Pratiwi, 2012).
Sel yang dirusak oleh mikroba akan menghasilkan sinyal kimiawi yang berfungsi “memanggil” neutrofil. Mendatangi sel-sel rusak ini dan masuk ke jaringan yang terinfeksi caranya, neutrofil akan keluar dari pembuluh darah dengan menembus dinding kapiler. Neutrofil akan menelan dan menghancurkan mikroba tersebut. Satu neutrofil mampu memfagosit 5-20 bakteri (Pratiwi, 2012).
Saat neutrofil melakukan tugasnya melawan benda asing, monosit akan menyusul mendatangi daerah luka. Monosit dihasilkan di sumsum merah dan akan masuk ke peredaran darah. Monosit merupakan sel yang belum masak dan kurang bersifat fagosit. Dalam waktu 12 jam setelah monosit meninggalkan darah dan masuk ke jaringan monosit akan membesar dan menghasilkan banyak lisosom. Lisosom akan berkembang menjadi makrofag. Makrofag akan menggantikan fungsi neutrofil dalam pertempuran melawan benda asing. Makrofag mampu memfraksi 100 bakteri dengan cara menempel ke bakteri dengan kaki pseudopodium kemudian merusaknya (Pratiwi, 2012).
2)      Sel Natural Killer (Sel NK)
Sel NK berjaga disistem peredaran darah dan limfati. Sel NK merupakan sel pertahanan yang mampu melisis dan membunuh sel-sel kanker serta sel tubuh yang terinfeksi virus sebelum diaktifkannya sistem kekebalan adaptif. Sel NK tidak bersifat fagositik. Sel-sel ini membunuh dengan cara menyerang membran sel target dan melepaskan senyawa kimia yang disebut perforin (Pratiwi, 2012).
3)      Protein Antimikroba
Protein mikroba meningkatkan pertahanan dalam tubuh dengan melawan mikroorganisme secara langsung atau dengan menghalangi kemampuannya untuk bereproduksi. Protein antimikroba yang penting adalah interferon dan protein komplemen (Pratiwi, 2012).
Interferon merupakan suatu protein yang dihasilkan oleh sel tubuh yang terinfeksi  virus untuk melindungi bagian sel lain di sekitarnya. Interferon mampu menghambat perbanyakan sel-sel yang terinfeksi, namun dpat meningkatkan diferensiasi sel-sel (Pratiwi, 2012).
Protein komplemen adalah sekelompok plasma protein yang bersikulasi di darah dalam keadaan tidak aktf. Protein komplemen dapat diaktifkan oleh munculnya ikatan antigen dan antibosi atau jika protein komplemen bertemu dengan molekul polisakarida di permukaan tubuh mikroorganisme (Pratiwi, 2012).

2.      Kekebalan Adaptif
Sistem kekebalan adaptif diaktifkan oleh sistem kekebalan bawaan. Kekebalan adaptif mampu mengenali dan mengingat patogen spesifik sehingga dapat bersiap jika infeksi patogen yang sama terjadi di kemudian hari. Contoh sistem kekebalan adaptif yang penting adalah limfosit.limfosit akan berkembang menjadi dua jenis sel, sel T dan sel B (Budiati, 2009).
Sel T umumnya bekerja melawan antigen sel eukariot, misalnya jamur atau sel manusia hasil transplantasi. Sel T juga dapat menghancurkan sel tubuh yang terinfeksi virus atau patogen lainnya dan dapat membunuh sel kanker. Sel B bekerja melawan antigen berupa bakteri dan racun bakteri dan racun bekteri yang masuk ke dalam tubuh (Pratiwi, 2012).
Limfosit telah matang sebelum bertemu dengan antigen yang akan dilawannya. Artinya, bukan antigen melainkan gen kitalah yang menentukan benda asing yang akan dilawan oleh limfosit. Antigen hanya akan menentukan jenis sel B atau T yang akan melawan benda asing tersebut (Pratiwi, 2012).
Jika ada protein asing (antigen) masuk kedalam tubuh, sel B yang telah terspesialisasi akan mengahsilkan protein yang disebut antibodi. Antibodi merupakan protein plasma yang dihasilkan oleh limfosit B. Antibosi disebut juga imunoglobin (Ig) karena memiliki protein darah gamma globulin. Antibodi dihasilkan oleh individu jika ada rangsangan antigen. Ada tiga jenis antigen, yaitu cebagai berikut (Pratiwi, 2012).
a.       Heteroantigen, merupakan antigen yang berasal dari spesies lain.
b.      Isoantigen, merupakan antigen dari spesies yang sama tetapi struktur genetiknya berbeda. Misalnya pada ibu yang hamil akan timbul antibodi akibat antigen darah anak masuk ke dalam sirkulasi darah ibu.
c.       Autoantigen, merupakan antigen yang berasal dari tubuh itu sendiri dan menyebabkan pembentukan antibodi tubuh juga. Misalnya, antibodi pada hemolitik anemia autoimun.
Antibodi tidak dapat langsung menghancrkan antigen. Antibodi hanya akan menonaktifkan antigen dan menandainya agar dihancurkan oleh fagosit. Setiap antibodi dibentuk khusus untuk tiap antigen yang umumnya berupa kuman penyakit. Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen disebut presipitin, antibodi yang dapat menguraikan antigen disebut lisin, dan antibodi yang dapat menawarkan racun disebut antitoksin (Pratiwi, 2012).
Keadaan sistem pertahanan tubuh yang sangat peka terhadap antigen tertentu disebut alergi. Reaksi alergi dapat disebabkan antara lain oleh bulu binatang, serbuk sari, dan debu. Antibodi yang terlibat dalam reaksi alergi adalah dari kelas IgE (imunoglobulin E). Jika ada zat penyebab alergi masuk ke dalam tubuh, IgE akan merangsang makrofag untuk melepaskan histamin dan penyebab peradangan lain (Budiati, 2009).

3.      Macam-macam Kekebalan Tubuh
Dilihat dari segi ingatan imunologis, kekebalan dibagi atas kekebalan aktif dan pasif. Kekebalan aktif dapat “mengingat” patogen tertentu yang pernah masuk ke dalam tubuh. Ingatan kekebalan pasif lebih bersifat jangka pendek.
a.      Kekebalan aktif
Kekebalan aktif adalah jika tubuh menghasilkan antibodi untuk menahan molekul asing (antigen). Kekebalan yang didapat setelah seseorang mengalami sakit disebut kekebalan aktif yang alami. Mekanismenya, kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh telah merangsang tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan penyakit. Apabila penyakit yang sama menyerang kembali, tubuh telah memiliki antibodi sehingga tubuh menjadi kebal dan tidak terserang penyakit (Pratiwi, 2012).
Kekebalan aktif dapat juga terbentuk secara buatan, yaitu dengan vaksinasi. Vaksin dapat berupa racun bakteri, mikroorganisme yang dilemahkan, atau mikroorganisme mati. Dengan pemberian vaksin, tubuh dirangsang untuk menghasilkan antibodi sehingga jika penyakit sesungguhnya menyerang, tubuh telah memiliki antibodi untuk melawannya. Misalnya, vaksin polio diberikan ada anak agar anak tersebut kebal terhadap virus polio (Sudjiono, 2009).
b.      Kekebalan pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang didapat dari pemindahan antibodi dari suatu individu ke individu lainnya. Hal ini dapat terjadi secara alami pada bayi dalam kandungan. Antibodi wanita hamil akan masuk ke tubuh bayi lewat plasenta. Antibodi-antibodi tertentu juga dapat masuk ke tubuh bayi lewat air susu ibu pertama (kolostrum) yang diminum oleh bayi. Kekebalan pasif juga dapat terjadi secara buatan dengan menyuntikkan antibodi dari manusia atau hewan yang telah kebal terhadap suatu penyakit, misalnya rabies (Pratiwi, 2012).

4.      Penyakit yang Berhubungan dengan Sistem Kekebalan
Hal-hal tertentu dapat menyebabkan terganggunya sistem kekebalan. Masalah yang timbul pada sistem kekebalan dapat terjadi karena defisiensi kekebalan (misalnya pada kasus AIDS) dan autoimunitas.
a.      AIDS
Pada tahun 1981, para ahli kesehatan di Amerika Serikat menemukan penyakit kerusakan sistem kekebalan atau Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Kemudian pada tahun 1983, ahli virus diAmerika Serikat dan Perancis berhasil mengidentifikasi penyebab penyakit AIDS. Virus ini disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus) (Pratiwi, 2012).
HIV menginfeksi sel T limfosit yang menghasilkan sistem kekebalan tubuh. Sel T yang terinfeksi dapat membentuk virus baru dalam jangka waktu yang lama. HIV juga dapat menetap selama bertahun-tahun sebagai provirus yang berbaur  dalam genom sel yang diinfeksi. Provirus ini menyerang sistem kekebalan. Biasanya penderita AIDS akan meninggal jika terjadi komplikasi berbagai infeksi dalam tubuhnya akibat tidak berfungsinya sistem kekebalan (Pratiwi, 2012).
b.      Autoimunitas
Autoimunitas adalah suatu kelainan dengan ciri sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri. Contoh penyakit autoimunitas adalah penyakit Addison kelenjar adrenal, toroiditis, artritis rematoid, multiple sclerosis, anemia pernisius, dan lupus (Pratiwi, 2012).

Pada artritis rematoid, penyebabnya diduga dipicu oleh infeksi virus dan bakteri yang memiliki molekul permukaan mirip dengan molekul persendian. Ketika tubuh dirangsang untuk menyerang molekul asing, jaringan sendi juga ikut diserang karena kemiripan molekul tersebut (Pratiwi, 2012).



LATIHAN SOAL


1.        Masuknya zat asing ke dalam tubuh akan mendapat perlawanan dari ....
a.       Antibodi                                             d. Eritrosit
b.      Antigen                                              e. Trombosit
c.       Leukopenia

2.        Sifat pembuluh getah bening (limfa) adalah berikut ini, kecuali ....
a.       Berwarna kuning
b.      Mampu mengangkut lemak
c.       Mengedarkan oksigen dan karbon dioksida
d.      Mekanisme pengedaran disebabkan oleh otot rangka
e.       Berpembuluh kil

3.        Zat kimia yang tersusun atas protein yang dibentuk oleh tubuh untuk melindungi sel atau jaringan dari serangan virus adalah ....
a.       Interferon                                           d. Resistensi
b.      Vaksin BCG                                      e. Antigen
c.       ATS

4.        Penyebab kematian yang umum dialami orang yang terserang HIV adalah kerusakan pada ....
a.       Eritrosit                                              d. Eritroblast
b.      Monosit                                              e. Limfosit
c.       Trombosit

5.        Kekebalan aktif secara buatan dapat diperoleh melalui ....
a.       Vaksinasi
b.      Pengalaman sakit
c.       Pemberian antibodi lewat plasenta
d.      ASI
e.       Penyuntikkan antibodi

6.        Makrofag adalah sel raksasa yang dapat memangsa mikroba patogen. Sel ini merupakan perkembangan dari ....
a.       Neutrofil                                            d. Leukosit
b.      Basofil                                                e. Eosinofil
c.       Monosit

7.        Apabila antigen yang masuk berasal dari spesies yang sama tetapi berbeda materi genetiknya, tubuh akan membentuk ....
a.       Heteroantibodi                                   d. Interferon
b.      Isoantibodi                                         e. Histamin
c.       Autoantibodi

8.        Perbedaan perkembangan sel T dengan sel B adalah ....
a.       Sel T matang di trakea, sel B matang di timus
b.      Sel B matang di bronkus, sel T matang di timus
c.       Sel T matang di tiroid, sel B matang di sumsum tulang
d.      Sel T matang di timus, sel B matang di sumsum merah
e.       Sel B matang di hati, sel T matang di trakea

9.        Kekebalan yang terjadi akibat seseorang disuntik ATS tergolong kekebalan ....
a.       Aktif alami                                         d. Pasif buatan
b.      Aktif buatan                                       e. Aktif sesaat
c.       Pasif alami

10.    Benteng pertahanan pertama tubuh dari serangan mikroba adalah ....
a.       Kulit yang utuh dan halus
b.      Kulit yang luka
c.       Kelenjar mukosa di mulut dan lambung
d.      Leukosit
e.       Antibodi

11.    Fagosit yang berperan dalam pertahanan tubuh melawan cacing parasit adalah ....
a.       Eosinofil                                             d. Limfosit T
b.      Neutrofil                                            e. Limfosit B
c.       Makrofag

12.    Salah satu sel yang mampu membunuh sel-sel kanker adalah ....
a.       Makrofag                                           d. Eosinofil
b.      Sel natural killer                                 e. Limfosit T
c.       Neutrofil

13.    Benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita disebut ....
a.       Kuman                                               d. Antibodi
b.      Antigen                                              e. Imunoglobulin
c.       Autoimunitas

14.    Autoimunitas terjadi karena ....
a.       Antibodi tubuh mengenali adanya antigen
b.      Antibodi tubuh menghancurkan jaringan tubuh yang rusak
c.       Antibodi tidak mengenali jaringan tubuh dan menganggapnya sebagai antigen
d.      Antibodi menganggap antigen yang masuk ke dalam tubuh sebagai jaringan tubuh
e.       Antibodi menyerang antigen yang datang dari dalam tubuh

15.    Sel yang berfungsi sebagai alat kekebalan setelah mengalami pematangan di kelenjar timus....
a.       Sel natural killer                                 d. Sel B
b.      Sel T                                                   e. Sel plasma
c.       Makrofag 


TES FORMATIF

1.        Jelaskan perbedaan antigen dengan antibodi!
2.        Jelaskan proses mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing!
3.        Jelaskan dampak yang terjadi jika pertahanan tubuh lemah!
4.        Jelaska peran nodus limfa!
5.        Jelaskan pengaruh penyakit autoimunitas bagi penderitanya!


DAFTAR PUSTAKA

Budiati, H. (2009). Biologi untuk SMA & MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Pratiwi, D.A., Maryati, S., Srikini, Suharno, Bambang. (2012). Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Sudjino (2009). Biologi kelas XI untuk SMA/MA Langkah Sembiring. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
www.google.com